Pekerjaan Rumah yang Tak Pernah Usai

Setelah menikah, ada banyak kebiasaan baru yang harus kulakukan. Salah satu yang paling sulit untukku adalah melakukan pekerjaan rumah. Rasanya melelahkan dan tidak pernah ada cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya.

Sekitar 2 pekan lalu, akhirnya aku sampai pada batasnya. Setelah rutin memasak selama hampir dua bulan, aku tiba-tiba merasa jenuh dan lelah. Tidak lama setelah itu, GERD-ku kambuh. Untung saja, suamiku sangat baik dan tidak mempermasalahkan aku yang hanya rebahan selama dua pekan.

Selama sakit, aku mulai mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan yang aku lakukan. Kenapa aku bisa sakit, dan lain sebagainya. Juga bagaimana agar pekerjaan rumah, freelance, dan kehidupan pribadiku masih tetap seimbang.

Sayangnya, tidak ada jawaban untuk itu. Haha. Yang berkali-kali terpikirkan hanyalah memilih dua dari tiga hal tersebut, tidak mungkin ketiganya kan?

Tapi kemudian pagi ini aku lelah tidur dan merasa gabut sekali pagi-pagi. Sementara suami menyiapkan bekal dan kebutuhan kerjanya, akhirnya aku mengambil sapu dan kain pel.

Tiba-tiba saja aku sudah selesai menyapu dan mengepel rumah juga membersihkan teras rumah sebelum jam 9 pagi. Hal yang baru pertama kulakukan sejak menikah.

Biasanya, aku melanjutkan dengan tidur pagi dan bersantai. Tapi, ntah kenapa rasanya malas. Jadi, aku menulis beberapa artikel dan postingan blog sebelum ini. Tidak menyangka semuanya selesai sebelum dzuhur.

Setelah shalat dan makan, aku memindahkan template akun asuhanku. Yang tadinya di Power Point kupindahkan ke aplikasi Adobe Spark. Jadi, aku bisa membuat konten sambil rebahan. Sebuah motivasi.

Setelah itu, aku membuat beberapa konten Instagram. Mungkin sekitar 3 atau 5 post untuk beberapa akun berbeda. Lalu menonton serial anime yang ternyata seru.

Tiba-tiba saja sore datang, dan aku lupa menyalakan lampu dapur. Jujur saja, aku masih takut gelap. Jadi, aku menunggu suami pulang sekedar untuk menyalakan lampu dapur agar aku bisa mencuci piring. Hehe.

Aku senang hari ini terlewati dengan mulus. Dan ternyata aku bisa melakukan semuanya dalam satu hari. Pekerjaan rumah, menulis artikel, dan waktu pribadi dalam waktu yang cukup.

Sepertinya memang benar kata suamiku, bukan masalah pekerjaannya. Tapi waktu tidurku yang tidak stabil membuat banyak hal jadi lebih sulit diatur.

Semoga saja hari esok juga berlangsung dengan lebih baik. Terima kasih atas hari ini.

Tinggalkan komentar